Jantung

JANTUNG

Cerpen Horror - Karya Amanda Yuliana

Darma adalah lelaki yang baik, dia adalah pemuda yang tinggal di desa, jantungnya berkilau bagaikan cahaya kristal, jika ada orang yang mempunyai kekuatan ghaib, dada Darma terlihat sinar terang seolah-olah menyimpan energi yang sangat besar pada jantungnya itu membuat orang jahat dan berilmu hitam ingin memiliki jantung Darma. Setiap hari Darma hanya ditemani oleh 2 wanita dirumahnya, ibunya dan adik perempuannya. Mereka sangat sayang dengan Darma, Darma adalah anak sekaligus kakak yang rela bekerja keras demi keluarga yang dicintainya.

Darma punya banyak teman karena sifatnya yang mudah bergaul dan ringan tangan. Suatu ketika Pak Ganeng mengadakan acara syukuran besar-besaran, maklum Pak Ganeng terkenal saudagar yang kaya raya dikampungnya. Pak Ganeng sangat bergembira, anak semata wayangnya bernama Iyar menyempatkan diri untuk pulang ke kampungnya setelah bisnis restaurant cepat saji dikota sukses besar, namun ada sesuatu yang telah direncanakan oleh Iyar, sebab itu Iyar pulang kekampung halamanya. Iyar menginginkan jantung Darma sebagai tumbal untuk iblis-iblis penglaris di restauranya.

***FLASHBACK***

Dinginnya malam itu menjadikan halaman belakang rumah Iyar nampak begitu menyeramkan ditambah kabut tipis dan aroma bunga serta beberapa kemenyan yang dibakar. Mulut Iyar komat-kamit tak mengerti apa yang dikatakannya dengan segera kepulan asap hitam muncul entah darimana asalnya, membentuk badan besar dan hitam tanpa kaki, Iyar memanggilnya dengan sebutan “Lucifer”, dengan badan membungkuk dan tangan menyembah, Iyar berkata:

“Maafkan saya Lucifer, saya tidak bisa memenuhi janji saya malam ini. Tidak ada jantung manusia yang dapat saya persembahkan untuk Lucifer”, kata Iyar dengan gemetar dan ketakutan.
“Janji adalah janji!! Jika kau tak dapat menepatinya maka kau adalah gantinya!!”, teriak Lucifer dengan nada marah dan berteriak.
“Ampun Lucifer, saya akan mencari tumbal jantung manusia segera, tapi mohon jangan siksa dan bunuh saya, saya akan mencarinya dan mempersembahkannya untuk Lucifer, namun tidak untuk hari ini, melainkan pada saat bulan purnama berikutnya tiba, saya akan membawakan sesuatu yang membuat Lucifer senang”, pinta Iyar.
“Baiklah jika kau menyanggupinya, aku hanya akan menunggu sampai bulan purnama berikutnya, jika kau melakukannya seperti hari ini, jangan harap kesalahan yang kedua dapat kau tebus dengan nyawa orang lain tetapi dengan nyawa mu sendiri, hahahahahhahah…,” kata Lucifer penuh dengan kelicikan.

Pagi telah datang, bulan menghilang digantikan oleh matahari yang masih malu-malu untuk muncul. Burung-burung dirumah Iyar, berkicau dengan merdunya. Pagi-pagi Iyar harus membuka restaurannya, tak lupa Iyar membawa jimat penglaris dari Lucifer. Jimat itu kemudian didekatkan dengan bahan-bahan makanan yang belum dimasak, jimat itu disembunyikan didalam patung kecil berbentuk persegi panjang berwarna biru tua dan di ukir dengan gaya zaman dulu. Tidak ada yang tahu kecuali Iyar, bahwa di dalam patung itu  terdapat jimat penglaris. Saat ada orang yang memesan di restaurant, Lucifer tersebut datang lalu meludahi makanan yang disajikan pada pelanggan. Hal inilah yang membuat Iyar kaya raya dan mempunyai banyak asset.

“Aku harus segera mencari jantung itu agar aku terbebas dari Lucifer, namun aku mencari jantung yang tidak biasa. Jantung itu membuat Lucifer menjadi sangat kuat dan aku bisa bertambah kaya kemudian aku juga tidak usah bersusah payah untuk mencari tumbal jantung lagi, karena jantung yang memiliki energi besar itu bisa membuat Lucifer puas selama 100 tahun lamanya dan aku.. aku bisa kaya terus-menerus sampai tujuh turunan!!!.”, guman Iyar sambil tersenyum licik.

Sifat Iyar tak jauh beda dan sama jahatnya dengan iblis itu, hatinya sudah dikuasai oleh iblis penggila harta. Nafsu akan harta membuat Iyar memburu jantung itu, sampai mana pun Iyar akan berusaha menemukan jantung itu agar rasa haus hartanya bisa diperolehnya. Iyar tidak memikirkan dosa besar yang ditanggungnya jika Iyar membunuh seseorang. Jiwa dan pikirannya sekarang adalah milik sang iblis.

Iyar memikirkan terus-menerus dimana dia harus mencari jantung itu, tiba-tiba? Drrt…drttt.drrtt….drrrtt. handphone Iyar yang tergeletak di mejanya bergetar, Iyar melirik namun telepon itu tak dijawabnya. Iyar tak mau menjawab telepon dari ayahnya.

“Kalau aku angkat, ayah pasti menyuruhku pulang.. memang, sudah 5 tahun lamanya aku tak pulang ke kampung, tapi aku disini harus menyelesaikan masalah ku ini terlebih dahulu agar aku lebih tenang”, pikir Iyar dalam hati.

Berhari-hari Iyar berkeliling kota untuk menemukan orang yang memiliki jantung bersinar itu, “tapi dimana?”, pikir Iyar. Lalu Iyar memutuskan untuk masuk ke pasar, Iyar melihat ke sekelilingnya dengan tatapan penuh ke wajah orang-orang itu. Saat mata Iyar beradu dengan salah satu mata orang yang dikenal namun Iyar tak ingat nama orang itu, Iyar mencoba mengingat-ingat siapakah gerangan yang melambaikan tangan kepadanya, perlahan Iyar melangkah menghampiri orang yang memanggil namanya, tampak samar karena hari ini hari minggu jadi orang ke pasar makin ramai saja. Iyar mendekati orang tersebut, namun hilang seperti ditelan bumi.

“PLAKKK!!”, pundak Iyar ditepuk seseorang.

Saat Iyar menoleh kebelakang, terkejut Iyar, ternyata dia adalah Damar, sahabatnya diwaktu kecil saat mereka masih ingusan, mereka berdua sudah seperti kakak adik, sayangnya mereka sudah tak bisa bermain lagi selama 15 tahun yang lalu, karena ayah Damar meninggal akibat sakit jantung.

“Hoi.. lupa sama aku ya? Sudah jadi bos, di sapa saja, pura-pura enggak ingat…”, celutuk Damar.
“Eh..he.em.. bukannya kamu dikampung? Kok ada disini? Lagi apa kamu mar?”, tanya Iyar.
“Aku ikut Pak Ibad kesini, numpang dagang sayur mayur hasil dari kebun bapakmu, yang aku kelola”, jawab Damar.
“Oh..pantas, dari kampungkan jauh, mumpung Pak Ibad bawa mobil ke pasar jadi kamu ikut nebeng gitu kah??”, tanya Damar dengan berkacak pinggang.
“Iya yar.. kalau tiap hari jualan disini, mesti laku terus dagangan ku, kan dikota orang nanam sayur jarang, enggak kayak di kampung kita yar, tapi yar, kok kamu ke pasar panas-panas gini, biasanya orang kaya kan belanja di supermarket. Hehhe.”, canda Damar.
“Aku lagi nyari orang!!”, jawab Iyar kemudian pergi.

Belum jauh Iyar melangkah, tiba-tiba saja suara Lucifer terdengar oleh Iyar. “Iyar.. ambil itu.. ambilkan aku jantung anak muda itu!!!”, pinta Lucifer. Iyar berlari menuju ketempat yang dirasanya aman dan tidak ada satu orang pun di tempat Iyar berada sekarang. “Anak muda yang mana? saya tidak mengerti apa yang Lucifer maksud??, berilah petunjuk agar aku dapat memuaskan mu Lucifer”,tanya Iyar. “Dia-dia teman mu bukan? Dia pemuda desa, dia memiliki jantung bersinar yang membuatku ingin memiliki jantung itu. Cepat kau ambil, jika kau berhasil maka akan kuwariskan kekayaan mu sampai tujuh turunan tak akan habis.”, rayu Lucifer pada Iyar. “Apa!! maksud Lucifer?? jantung si Damar?? saya tidak bisa mengambil nyawa sahabat kecil saya, dia telah kehilangan nyawa bapaknya karena perbuatan bapak ku dulu yang pernah mengambil nyawa bapaknya si Damar, dan kenapa sekarang harus saya mengalami hal serupa dan sama dengan kisah bapak ku??, saya tidak mau Lucifer, saya tidak mau!!!”, teriak Iyar dengan tanggan menggenggam.

Tak lama kemudian, kaki Iyar berlutut seperti ada yang mendorong sampai dia berlutut, kini tangannya keatas, seperti ada yang menarik dengan kuat dari atas. Tangan Iyar serasa mau lepas dari badannya, saking kuatnya tarikan itu, Iyar memohon dan merintih kesakitan. “Ampun Lucifer ampun, baiklah saya akan menuruti permintaan mu, demi harta dan nyawa ku sendiri, aku akan mengambil jantung Damar”, pinta Iyar dengan menahan sakit.

“Hahahah..bagus Iyar, bagus,, kamu memang budak ku!!”, tawa Lucifer, lalu meninggalkan Iyar dengan luka sayar ditangan Iyar.
“Budak mu?? Yah!! aku memang budakmu.. demi harta aku rela jadi budak mu.. tapi tidak untuk selamanya.. maaf kan aku Damar, aku seorang yang penggila harta dan takut mati, aku yakin kau akan mati tenang disurga dan dengan segera kau akan bertemu bapak mu yang kamu rindukan selama ini, aku mengambil nyawa mu hanya untuk meringankan beban mu di dunia ini, menjadi orang miskin memanglah berat mar, maka dari itu aku bantu dengan mempercepat ajal mu!,” pikir Iyar dalam hati tanpa ada rasa kemanusiaan didalam hati dan pikirannya. Tekadnya sudah bulat untuk menghabisi nyawa Damar.


Jantung Karya Amanda Yuliana

****Kisah Balik***
        

Hari ini Pak Ganeng dan Iyar ada didepan rumahnya sambil meminum kopi dan membaca koran. Dulu Pak Ganeng adalah sahabat Pak Madi ayahnya Damar. Pak Ganeng dan Pak Madi sempat merantau ke Kalimantan agar mendapat pekerjaan yang layak dengan gaji besar agar dapat banyak uang kemudian dibelikan tanah di desa lalu membangun rumah, itu impian mereka berdua. Namun kesialan justru menimpa Pak Madi, Pak Madi tewas dengan kondisi mengenaskan, tubuhnya ditemukan dengan luka lebam disekujur tubuhnya, dadanya lubang, organ jantungnya telah hilang, sedangkan yang lainnya masih utuh. Setahun kemudian Pak Ganeng pulang ke kampungnya, dan dia membuat kabar palsu pada Ibunya Damar “Pak Madi meninggal karena penyakit jantung dan Pak Madi dikuburkan disana karena biaya cukup mahal untuk membawa jenazah menyeberangi pulau, yang sabar ya, masalah uang nanti saya bantu dan Buk Ijum, saya beri kebun,” kata Pak Genang dengan senyum yang licik.  Pak Ganeng membawa uang banyak dan perhiasan intan dan emas yang dibawanya dari Kalimantan. 

Ternyata Pak Ganeng menyimpan banyak rahasia tentang kekayaan yang dia dapat, dia mendapatkan dari Iblis Lucifer itu yang kemudian diwariskan pada sang anak (Iyar). Dibalik kebaikan Pak Ganeng pada keluarga Damar adalah untuk menebus nyawa Pak Madi yang telah ditumbalkan oleh Pak Ganeng pada Lucifer. Iyar yang sudah berumur 20 tahun kini telah kecanduan harta dan bisikan iblis yang merayu-rayu agar Damar segera ditumbalkan dan selanjutnya tak ada lagi tumbal untuk 100 tahun kedepannya.

“Pak? Lucifer minta jantung si Damar? Iyar harus gimana pak, sedangkan Iyar sudah berjanji akan membawakan jantungnya Damar untuk ditumbalkan”, tanya Iyar dengan gelisah
“Kamu mau enggak mau harus melakukannya yar, kalau tidak kita sekeluarga akan mati!!, kamu mau lihat bapak sama ibuk mu mati?,” bentak Pak Ganeng pada anaknya.
“Enggak pak..Iyar ngerti pak, di dunia ini kalau kita memang mau kaya, harus ada yang dikorbankan, meskipun itu nyawa taruhannya!!,” kata Iyar.
“Bagus nak,, haahhaa,” senyum Pak Ganeng dengan puas.

Esok hari bulan purnama akan muncul, Pak Ganeng dan Iyar sesegera mungkin menyiapkan sesajen dan kain kafan untuk Damar. Damar merasakan sesuatu yang mengganjal dihatinya, setiap hari Damar gelisah dan tidak enak hati, rasanya seperti akan meninggalkan dunia ini, dan Damar merasakan ada yang mengikutinya dan mengincarnya. Tetapi Damar tetap berdoa kepada sang pencipta agar dia dan keluarganya senantiasa dilindungi dalam anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Kegundahan dan kegelisahan Damar semakin bertambah, Damar panik dia tak tahu apa yang terjadi pada dirinya. Malam ini, ditempat lain Pak Ganeng dan Iyar bersiap untuk mengambil jantung Damar. Kemudian Pak Ganeng mengucapkan sesuatu seperti kata “memuja” dan “ambilah”. Ternyata Iyar sudah didepan rumah Damar. Diketuklah pintu rumah Damar oleh Iyar.

Tok..tok..tok…tokk…Da.mar.. Dam.ar…
“Iya tunggu sebentar, aku lagi dibelakang,” jawab Damar.
Krekk..krekkk…terbukalah pintu itu.
“Oh.. kamu yar, mari masuk. diluar dingin.. mau aku buatkan teh atau kopi?,” tanya Damar
“Gak usah repot-repot mar, kamu duduk sini sebentar, ada yang mau aku bicarakan.”, kata Iyar dengan tatapan matanya yang serius.
“Bilang aja apa yar,”, jawab Damar
“Emmm..mana yang lain? kok ndak kelihatan, ibu sama adikmu si Mira mana?”, tanya Iyar sambil menengok-nengok kearah dapur.
“Ibu sama Mira ke pasar malam, katanya ada sembako murah, jadi langsung kesana.”, jawab Damar tanpa curiga.
“Udah lama,”?? tanya Iyar
“Lumayan lah,”jawab Damar
“Ini aku ada minuman yang buat kamu tambah sehat saat kamu nanti kerja, aku bawa jauh-jauh dari kota.” kata Iyar sambil menyodorkan minuman yang sudah dibubuhi jimat dari Lucifer.
“Ah..kamu ini repot-repot saja yar, makasih loh sudah perhatian sama aku, aku kira kamu lupa sama aku,. Kok tumben ngasih air berkhasiat, memangnya kamu mau apa dari aku yar?,” tanya Damar dengan senyum tanpa menaruh curiga sedikitpun.
“Aku hanya merasa bersalah saja mar, soalnya pas waktu itu aku ndak ingat sama teman ku sendiri, aku juga makasih udah menjaga keluarga ku disini saat aku di kota,” basa-basi Iyar.
“Halah..gak apa-apa toh keluarga mu udah aku anggap keluarga sendiri,” kata Damar.
“Ya, aku mau pamit dulu, cepetan diminum nanti kalau gak diminum cepat-cepat, khasiatnya hilang loh. Sebelum pulang aku pengen lihat kamu minum air itu dulu, sebagai bentuk kamu menghargai aku membelikan jauh-jauh dari kota buat kamu mar.,” pinta Iyar sambil memaksa Damar untuk meminumnya.
Glekk.glekkk…gleekk….glekkk..
“Nah..habis sudah.. terima kasih loh yar. Tapi mataku kok ngantuk banget yar, aduh,, “ kata Damar dengan badan yang lunglai, tiba-tiba BRUKKK!!!!... Damar tak sadarkan diri.

Iyar membopong tubuh Damar ketempat tidur, lalu Iyar berkata:

“Cukup sampai disini kawan, persahabatkan kita.. tak akan kulupakan jasa nyawa mu untuk ku.. hahah!!,” tawa Iyar yang menakutkan.

Bulan purnama telah tiba pada hari ini, saat itulah tubuh Iyar kerasukan iblis Lucifer, Iyar berubah. Matanya berwarna merah darah, giginya memenjang seperti vampir, kuku-kukunya berubah panjang dan lancip serta rambutnya panjang dan gimbal. Iyar sudah membawa pisau berukuran besar dan sangat tajam, Iyar mengarahkan pisaunya ke dada Damar, ditusukkan pisau itu ke dada Damar. BLLEESSSS!! Dirobeknya daging Darma dengan keras, Iyar merobek dengan arah melingkar, darah mengalir derasnya sampai membasahi tempat tidur dan menetes ke bawah. Damar tetap tak sadarkan diri karena pengaruh ilmu hitam di minuman itu. Tak butuh waktu lama Iyar merobek daging dada Damar, Iyar segera merogoh jantung Damar dengan paksa, lalu urat-urat yang masih melekat di jantung, diirisnya. Iyar hanya mengambil jantung saja bukan yang lain, jantung itu berhasil Iyar dapatkan, Iyar tersenyum seperti iblis yang puas atas keberhasilannya mengambil jantung Damar, jantung Damar masih berdetak dan memancarkan sinar kilauan, aroma yang tercium, bukan aroma darah namun aroma harum yang semerbak. 

Akhirnya iblis yang memasuki tubuh Iyar berlari dari rumah Damar, berlari jauh jauh dari rumah Damar, masuk ke dalam hutan belantara. Iyar tergeletak tak sadarkan diri dengan baju dan tangan yang bersimbah darah. Iyar kaget tetapi ia sangat senang, karena Lucifer telah mendapatkan tumbal yang istimewa dan pasti Iyar akan bergelimang harta 100 tahun kedepannya. Tragedi tumbal jantung ini akan kembali 100 tahun kemudian dan iblis itu menunggu jantung yang akan dipersembahkan oleh anak cucu Iyar di kemudian hari.

~~~~Tamat~~~~i 
Copyright © Cerpen Menarik dan Populer. All rights reserved. Template by Amanbet